🎉 Motif Ragam Hias Batik Pedalaman Dan Batik Pesisir
Latarbelakang sejarah perkembangan batik kita tidak lepas dari pengaruh masyarakat dahulu, sebagaimana diteliti, batik indonesia berhubungan erat dengan kerajaan majapahit. Berdasarkan wilayah penyebaran motif pada kain batik dan dilihat juga dari periode perkembangan batik di indonesia, batik dapat dibagi menjadi dua, yaitu batik pedalaman atau sering disebut dengan klasik dan batik pesisir.
1 Motif Parang Parang berasal dari kata karang atau batu karang. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal serta memiliki kemiringan 45 derajat. Pola dasarnya adalah lilitan leter S. Batik motif parang merupakan ragam hias larangan karena hanya raja dan kerabatnya yang diizinkan untuk memakainya.
danbatik pedalaman. Batik pesisiran mempunyai ciri khas berupa warna yang beraneka ragam, sedangkan batik pedalaman umumnya memiliki warna-warna teduh yang sederhana seperti coklat, putih, dan biru. Motif batik pesisiran bersifat naturalis, sedangkan batik pedalaman lebih bersifat simbolis. Adanya perbedaan yang sangat menonjol tersebut
Bantendilakukan dengan cara menstilasi ragam hias dan kemudian menggabungkannya menjadi satu corak utama dan corak pendukung. Jenis ragam hias yang ditemukan lebih banyak berbentuk flora, geometris, dan alam benda. Banyaknya jumlah dan jenis ragam hias pada artefak Terwengkal memberi kebebasan dalam mengembangkan dan menyusun motif batik, dari
Ragamhias pada karya batik Indonesia sangat banyak. Tentunya masing-masing motif memiliki makna sesuai dengan budaya masing-masing daerah. Di bawah ini ditampilkan beberapa motif dengan makna simboliknya. Kesimpulan : Perbedaan batik pedalaman dan batik pesisir dapat dilihat dari ciri-cirinya : Batik Pedalaman
BatikIndonesia umumnya dibedakan menjadi dua gaya desain berdasarkan ragam tata warna, motif, dan filosofinya. Kedua gaya batik itu adalah batik pedalaman dan batik pesisiran. Buatmu yang belum pernah tahu, yuk, kenali lebih jauh bareng Hipwee! Sedangkan pada batik pesisir, makna dan nilai-nilai yang terkandung pada motifnya bukanlah yang
Carilahmotif ragam hias batik pedalaman dan batik pesisir 2. Gambarlah motifnya. Jenis jenis Motif Batik di Jawa Tengah | Mikirbae.com. 7 Jenis Batik di Indonesia Lengkap dengan Filosofi Motif, Unik dan Penuh Makna | LINE TODAY. File:Batik pedalaman banner.jpg - Wikipedia. Batik Pedalaman Dan Batik Pesisir | PDF
Perbedaanbatik pedalaman dan batik pesisir ciri ciri batik pedalaman sering disebut juga sebagai batik klasik hal ini sesuai dengan . Oleh sebab itu, ragam hias yang diciptakan cenderung bebas, spontan, dan kasar dibandingkan dengan batik keraton. Batik ini biasanya disebut batik keraton atau batik klasik. Sedangkan batik pesisiran berkembang
Kemudianselalu ada ragam hias berbentuk belah ketupat yang juga sejajar dengan ragam hias utama pola parang, ragam hias ini disebut sebagai mlinjon. Motif batik ini banyak digunakan untuk menghadiri pesta. Dengan memakai kain batik motif ini, Si pemakai diharapkan dapat memiliki kecerdasan, kewibawaan, serta ketenangan. 7. Parang Centung
EpK51l. ArticlePDF AvailableFigures Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Artefak April 2020 MOTIF RAGAM HIAS DAN NILAI-NILAI FILOSOFIS BATIK CIAMIS Herdiana 1, Uung Runalan Soedarmo 2, Yadi Kusmayadi 3 Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh Ciamis, Indonesia e-mail herdianasejarah 1; runalansoedarmo 2; yadikusmayadi791 3 Sejarah Artikel Diterima 12-3-2020 Disetujui 5-4-2020 Dipublikasikan 5-4-2020 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif ragam hias batik Ciamis dan Nilai filosofis batik Ciamisan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode historis yang terdiri dari empat tahapan yaitu, heuristik pengumpulan sumber, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini secara garis besar menunjukan bahwa motif ragam hias pada batik Ciamis mempunyai banyak yang merupakan hasil perpaduan serta pengaruh dari kebudayaan lain. Warna batik Ciamisan semula memiliki dua jenis warna yaitu, coklat soga dan hitam dengan dasarnya putih. Namun seiring perkembangannya batik Ciamis tampil dengan beragam warna. Dari segi coraknya batik Ciamisan dipengaruhi dari lingkungan alam sekitar Ciamis. Sementara nilai filosofis pada batiknya tampil dengan jiwa masyarakat Ciamis yang tenang, ramah dan tidak bergejolak. Sedangkan dari segi nilai filosofis serta corak dan motifnya terinspirasi dari tumbuhan, hewan-hewan yang berada disekitar Ciamis, kebudayaan serta yang berkaitan dengan sejarah Ciamis atau sejarah Galuh seperti Motif Ciungwanara, Motif Onom, Motif Lepan Kukupu, dan Motif Rereng Taleus. Kata Kunci Motif, Nilai Filosofis, Batik Abstract Ornamental variety of motif and philosophical vanue of batik Ciamis A Historical Overview by Herdiana, Nim 2105150003. This study is aimed to determine the ornamental variety of motif batik Ciamis and philosophical values of Ciamisan batik. In this study, the researcher used a historical method consisting of four stages namely, heuristics gathering resources, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study generally indicate that there are a lot of the Ornamental variety of motif batik ciamis whiach is the result of a combination and influence of other cultures. Ciamisan batik colors initially had two kind of colors, namely, brown and black with a white base colour. But as its development Ciamis batik appears with a variety of colors. In terms of style, Ciamisan batik is influenced by the natural environment around Ciamis. While the philosophical value of batik appears with the spirit of the Ciamis people who are calm, friendly and not turbulent. While in terms of philosophical values and patterns and motives inspired by plants, animals that can be accessed by Ciamis, and culture and relating to the history of Ciamis or the history of Galuh. Motifs include Ciungwanara, Onom Motif, Lepan Kukupu Motif and Taleus Slope Motif. Keyword Motive, Philosophical Value, Batik PENDAHULUAN Tradisi membatik di Ciamis sebenarnya sudah tumbuh dan berkembang diperkirakan pada abad ke-19, yaitu setelah berakhirnya perang Jawa Perang Diponegoro. Sebagai-mana diketahui, para pengikut Pangeran Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta dan menuju ke arah selatan. Sebagian ada yang menetap di Banyumas, namun tidak sedikit yang meneruskan perjalanan lebih ke Selatan lagi dan menetap di Ciamis Supriono, 2016101. Para pengikut Pangeran Diponegoro inilah yang kemudian memperkenalkan batik di Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari motif batik Ciamisan Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 54 sendiri yang mempunyai kemiripan dengan batik Yogyakarta. Motif khas batik Ciamisan hampir sama dengan motif batik Yogyakarta, perbedaannya hanya pada warna soga. H. Pepep juga me-nuturkan bahwa batik khas Ciamisan hampir satu tipe dengan batik Yogyakarta yang membedakannya adalah warna soga, batik Yogya warna soganya lebih tua sedangkan batik Ciamisan warna soganya lebih kekuning-kuningan. Beliau juga mengatakan bahwa karuhun-karuhun yang membuat batik Ciamisan berasal dari Yogyakarta. Hal tersebut yang kemudian terdapat kesamaan motif antara batik Ciamis dengan batik Yogyakarta H. Pepep, wawancara,tanggal 30 Agustus 2019. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tradisi membatik di Ciamis mendapat pengaruh dari Yogyakarta. Seiring dengan perkembangannya batik Ciamis memiliki berbagai versi warna yang lebih meriah dalam pilihan warnanya. Hal tersebut disesuaikan dengan selera saat ini. Berbagai pilihan warna diantaranya hijau dan merah sebagai aksen Herlinawati, 2012457. Dengan banyaknya pilihan warna menjadikan batik Ciamis lebih terlihat elegant. Pada awalnya batik Ciamis hanya memiliki dua warna, yaitu hitam dan coklat soga dengan warna dasarnya putih. Hal ini disebabkan pengaruh batik pedalaman yang berbahan pewarna dari pohon mengkudu atau pohon tom. Seiring perkembangannya dipe-ngaruhi oleh batik Pesisiran hingga akhirnya mempunyai beragam warna. Ragam corak batik Ciamis bernuansa alam sekitar meng-gambarkan flora, fauna dan lingkungan alam. Salah satu contoh motif yang mengambarkan lingkungan alam yaitu, motif Lereng ialah motif yang melukiskan tebing miring Syamsuri & Abidin, 201675. Batik Ciamis pada dasarnya dalam membentuk karakter warna dipengaruhi oleh daerah lain. Sementara, corak motifnya terinspirasi dari lingkungan alam, flora dan fauna di sekitar daerah Ciamis. Hal ini yang kemudian menjadi indentitas batik Ciamis. Berbagai jenis motif batik Ciamisan diantaranya motif lepan kembang, motif ciungwanara, motif onom, motif lepan kukupu, motif tambal, motif rereng taleus, motif cupat manggu geometris, motif rereng eneng, motif parang sontak dan lain-lain. Dengan demikian pentingnya untuk mengangkat kembali motif ragam hias dan nilai-nilai filosofis batik Ciamisan agar batik khas Ciamis dapat eksis kembali. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengang-gap motif ragam hias dan nilai-nilai filosofis pada motif batik Ciamisan memiliki keunikan tersendiri. Penulis tertarik mengadakan kajian lebih lanjut dengan mengangkat pentingnya mengkaji motif ragam hias dan nilai-nilai filosofis pada motif batik Ciamisan. Dengan demikian penulis mengambil judul yaitu “Motif Ragam Hias Dan Nilai-Nilai Filosofis Batik Ciamis”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode historis. Metode berasal dari kata methodos yang berarti cara atau jalan. Dalam kaidah ilmiah, metode berkaitan dengan cara kerja atau prosedur untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode menyarankan rangkaian pengertian dasar, tetapi melihat penerapannya sebagai proses yang diawasi oleh peneliti itu sendiri Hamid & Madjid, 201140. Metode akan memberikan pemaparan mengenai cara me-nyelesaikan sebuah masalah yang dikaji dengan langkah-langkah penyelesaian yang sistematis dan jelas sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Gosttchalk, metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau Gosttclhalk, 200839. Metode sejarah meli-puti heuristik, kritik, interpretasi, dan historio-grafi. Sedangkan menurut Kuntowijoyo 201370 penelitian sejarah mempunyai lima Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 55 tahap, yaitu 1 pemilihan topik, 2 pengum-pulan sumber, 3 verifikasi kritik sejarah, 4 interpretasi, dan 5 penulisan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Motif Ragam Rias Batik Ciamis Motif ragam hias pada batik Ciamis mempunyai banyak variasi yang merupakan hasil perpaduan serta pengaruh dari kebuda-yaan lainnya. Setiap motif batik dibeberapa daerah di Indonesia pada dasarnya mempu-nyai ciri khasnya masing-masing karena di setiap daerah mempunyai tradisi dan kebiasa-an yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan antara batik Jawa Tengah dan batik Jawa Barat keduanya mempunyai ciri khasnya tersendiri. Di beberapa daerah di Jawa Barat terdapat penghasil batik yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas seperti, Batik Cirebon, Batik Garut, Batik Indramayu, Batik Majalengka, Batik Tasikmalaya, dan Batik Ciamis. Dalam hal ini yang akan menjadi fokus pembahasan adalah Batik Ciamisan. Sejarah perkembangan Batik Ciamisan tidak bisa dipisahkan dari industri Rukun Batik yang merupakan penghasil batik khas Ciamis. Batik menjadi sebuah komoditas yang cukup menjanjikan pada saat itu. Awal abad ke-20, tradisi dan usaha batik di Ciamis terus berkembang walaupun terkesan lambat. Tradisi kegiatan membatik di Ciamis bertumbuh dari semula kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sendiri hingga perlahan menjadi kepentingan komersial Supriono, 2016102. Menurut Mahpudi 200847 batik tulis Ciamis memiliki motif tersendiri, yaitu nuansa alam Parahyangan, seperti bunga angrek dan burung. Hal tersebut menyebabkan motif batik Ciamis berbeda dengan batik solo, batik pedalaman dan pesisiran. Dengan demikian batik Ciamis mempunyai ciri khas tersendiri. Pada dasarnya di berbagai daerah manapun di Indonesia motif batik mengalami percam-puran dari kebudayaan lain dan kebudayaan setempat. Warna batik Ciamisan semula dipenga-ruhi oleh batik pesisiran yang hanya memiliki dua jenis warna, yaitu coklat soga dan hitam dengan dasarnya putih. Seiring dengan per-kembangannya Batik Ciamisan kemudian tampil dengan aneka warna kerena dipenga-ruhi dari batik khas pedalaman Andriati, 20049. Sementara itu, Menurut H. Oong semula batik Ciamis hanya mempunyai dua warna yaitu coklat soga dan hitam. Namun karena alasan bisnis dan permintaan konsu-men maka batik Ciamis mengalami modifikasi semula hanya memiliki dua warna kini jadi beragam warna H. Oong Wawancara, 5 November 2019. Dari segi motifnya batik Ciamisan mempunyai banyak corak ragam hias yang dipengaruhi oleh lingkungan alam Ciamis maupun sesuatu identik dengan kekhasan daerah Ciamis. Nilai Filosofis Batik Ciamis Motif ragam hias batik Ciamisan banyak menggambarkan motif yang diambil dari lingkungan alam dan fauna sekitar Ciamis. Motif Ciamisan tampil dengan jiwa masyarakat Ciamis yang tenang, ramah, dan tidak bergejolak Herlinawati, 2012455. Hal ini yang menjadi ciri khas batik Ciamis yang sederhana namun tetap elegant. Nilai filosofis batik Ciamis tertuang dalam corak dan motifnya yang bernuasakan lingkungan alam, hewan-hewan yang ada di daerah Ciamis, serta mengangkat sejarah dan budaya daerah Ciamis itu sendiri. Berikut adalah motif-motif batik Ciamis yang mempunyai makna filosofis diantaranya Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 56 Sumber read/ batik-ciamis Gambar 1 Motif Lepan Kembang Motif yang dominan pada batik ini adalah gambar bunga mawar dihinggapi oleh kupu-kupu dan mempunyai warna dasar yang cerah. Pada waktu itu bunga yang dalam istilah sunda disebut “kembang” banyak tumbuh di daerah sekitar Ciamis Heryana, 201419. Warna dasar putih pada motif lepan kembang dihubungkan dengan kemurnian serta kesucian karena pada dasarnya warna putih melambangkan kesempurnaan. Sedang-kan makna filosofis bunga pada dasarnya merupakan tumbuhan yang indah terutama pada saat mekar. Bunga sebagai tanda-tanda kehidupan alam dari sang pencipta. Ada berbagai macam jenis bunga di dunia ini dengan warna yang beragam serta wanginya beragam dan bahkan ada yang cenderung mengeluarkan aroma busuk. Bunga menga-jarakan kepada manusia untuk tidak berpura-pura dalam menjalani kehidupan, bunga akan tetap mekar tanpa minder ataupun malu jika sudah waktunya mekar, meskipun misalnya bunga yang tidak wangi sekalipun tetap mekar jika sudah waktunya. Sumber Dokumentasi Pribadi Gambar 2 Motif Ciungwanara Motif Ciungwanara merupakan apre-siasi dari legenda kebesaran Ciung Wanara Manarah, Raja Galuh yang pusat pemerin-tahannya di Karangkamulyan Ciamis. Motif Ciungwanara menjadi salah satu motif pera-latan dapur tradisional dan ayam jantan se-bagai ikonnya. Ayam Jago merupakan per-lambang dari legenda Ciungwanara itu sen-diri. Ketika perebutan kekuasaan di kerajaan Galuh terjadi, sang Manarah yang mempunyai ayam sakti kemudian mampu merebut tahta kerajaan dengan cara saembara sambung ayam Gunawan dkk, 201559. Hal ini yang kemudian menjadi awal mula terinspirasinya pembuatan motif batik Ciungwanara. Dasar warna merah pada batik Ciungwanara melambangkan keberanian. Merah adalah warna yang mempunyai unsur emosional yang kuat, disisi lain merah juga diidentikan dengan warna darah merah darah. Hal ini terkait dengan pertumpahan darah dalam cerita Ciungwara dimana ketika Sang Manarah berhasil merebut kembali kerajaannya yang semula menggelar saembara sambung ayam, pada akhirnya merujung dengan pertumpahan darah. Sedangkan warna ungu pada motif ayam jago melambangkan kebesaran warna Kabupaten Ciamis. Warna ungu umumnya dinilai sebagai warna yang misterius, spiritual, dan penuh imajinasi. Warna ungu jarang ditemui dialam semesta ini karena merupakan perpaduan dari warna merah dan biru. Dengan demikian perpaduan warna dan motif pada batik Ciungwanara melambangkan nilai-nilai sakral serta spritual yang berkaitan dengan kebesaran Ciung-wanara sebagai cerita rakyat yang melegenda. Sumber Dokumentasi Pribadi Gambar 3 Motif Onom Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 57 Istilah Onom berasal dari legenda kerajaan Onom yang masih ada kaitannya dengan kerajaan Galuh. Lokasi Petilasan kerajaan tersebut berada di Cijurey/Rawa Onom, Dusun Siluman Baru Desa Purwaharja Kecamatan Cisaga Banjar. Pulo Majeti sekelilingnya dibatasi oleh pesawahan Rawa Onom. Yang menjadi Raja atau Ratu di kerajaan Pulau Majeti adalah Candrawati Ingkang Garwa dan Prabu Selang Kuning Sulaeman Anom Sukardja, 200157. Terdapat banyak versi legenda cerita tentang Onom ini. Rawa Onom menurut cerita rakyat dulunya termasuk Kerajaan Ratu Galuh. Tetapi karena terlalu luas dan jauh jangkauannya, maka Rawa Onom diserahkan kepada patihnya yang berdiam di Pulau Majeti. Istilah Onom sendiri adalah bangsa jin lelembut. Menurut cerita rakyat, Galuh mempunyai tentara dari kalangan bangsa jin yang biasa disebut Onom. Warna dasar motif motif Onom ialah hitam, secara makna warna hitam melambangkan kekuatan, elegant, dan misterius. Sedangkan warna kekuningan pada coraknya melambangkan kejayaan serta warna biru yang melambangkan kebijak-sanaan, kepercayaan dan kesetiaan. Hal ini sangat cocok apabila dihubungkan dengan motif Onom dari tiga kombinasi warna tersebut yang mana kejayaan kerajaan Onom dan kepercayaannya masih menjadi mesteri. Menurut Nana corak motif batik ini terdiri dari kepala kuda, senjata Trisula, dan payung. Kepala kuda merupakan tunggangan onom, Trisula perlambang dari senjata khas Galuh, sedangkan motif payung pada batik Onom ialah payung khas Ciamis Nana. Wawancara, 27 November 2019. Sebagai-mana diketahui bahwa zaman dulu kendaraan yang diidentikan dengan sebuah kerajaan adalah kuda. Hal ini yang menjadi dasar simbol kepala kuda dalam motif batik Onom. Sedangkan Trisula apabila merujuk kepada kepercayaan Dewa-dewa dalam ajaran agama Hindu Trisula bermakna Tri berarti Tiga dan Sula berarti ujung. Jadi Trisula adalah senjata tombak yang ujungnya bercabang tiga. Trisula merupakan senjata suci dalam kesenian Hindu baik India maupun di Indonesia. Makna filosofis Trisula adalah lambang Trimurti yaitu dewa Brahmana, Wisnu, dan Siwa Gupte, 1972 2-10. Sementara itu, payung dalam sebuah kerajaan merupakan lambang keningratan atau kebangsawanan. Dengan demikian filosofis pada batik Onom melambangkan nilai-nilai sakral dari setiap motifnya yang terinspirasi dari kebesaran cerita tentang kemisteriusan kerajaan Onom. Meskipun terdapat banyak versi mengenai cerita Onom itu sendiri. Dari segi warna hingga corak motifnya seperti yang disebutkan di atas mempunyai makna filosofis dan nilai sakral. Sumber Gambar 4 Motif Lepan Kukupu Motif atau ragam hias batiknya lebih menggambarakan ungkapan kesederhanaan. Sesuai dengan namanya belakangnya Kukupu atau kupu-kupu, corak pada batik ini ialah adanya gambar kupu-kupu. Motif fauna indah ini hasil kreasi dan daya cipta yang diambil dari keasrian daerah Ciamis Gunawan dkk, 201553. Dasar warna hitam pada motif lepan kukupu melambangkan keanggunan dan kemakmuran hal tersebut berkaitan dengan keasrian daerah Ciamis. Sementara, istilah Kukupu dalam bahasa Indonesia ialah kupu-kupu. Makna filosofi kupu-kupu dalam motif lepan kukupu adalah sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan. Dalam kehidupan simbol Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 58 kupu-kupu merupakan arti kehidupan yang mana melambang proses perjalan hidup manusia. Sebagai mana diketahui bahwa kupu-kupu semula hanya ulat yang kemudian menjadi kepongpong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang elok dan indah. Hal ini mengajarkan kepada manusia untuk bersabar dan berusaha hingga akhirnya mendapatkan tujuan yang merupakan buah dari kesabaran tersebut. Sumber Gambar 5 Motif Tambal Tambal berarti menambal atau memperbaiki. Dalam perjalanan hidup manusia harus senantiasa memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membatu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif batik tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang sakit dianggap ada sesuatu yang kurang sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal” Gunawan dkk, 201553. Filosofis dari motif ini ialah tambal yang artinya sebagai menambah semangat baru, dan masyarakat percaya akan kegunaan batik tambal dapat menyembuhkan orang sakit. Ciri khas batik tambal bisa dilihat dari detail motif yang digunakan untuk membuat batik jenis tambal ini. Diantaranya berupa motif ceplok. Motif tersebut didesain kotak-kotak sehingga terciptalah batik tambal. Ciri khas lainnya yaitu, berupa kerokan yang bisa dengan mudah ditemukan pada jenis batik ini. Warna-warna yang terdapat pada batik tambal diperoleh dari kombinasi warna gelap dan warna terang. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukan serta menonjolkan detail motif yang ada dalam kotak-kotak motif tambal itu sendiri batik-tambal/ diakses 29 Januari 2020 pukul 1514. Sumber read/batik-ciamis Gambar 6 Motif Rereng Taleus Motif alam sekitar daerah Ciamis dengan gambar tanaman talas yang mencolok dari motif ini ialah latar belakang bermotif Rereng. Warna yang digunakan ialah hijau, putih, dan coklat. Motif Rereng Taleus ini sangatlah menarik dan artistik. Motif ini terinpirasi oleh banyaknya pohon talas di daerah Ciamis yang kemudian dijadikan motif pada kain batik Gunawan dkk, 2015 54. Ciri dari motif batik Rereng Taleus, yaitu pada rerengnya membentuk pilin ganda, berderet sejajar dengan satu arah kemiringan, terdapat motif pohon talas dengan kupu-kupu, ditepi garis kainnya terdapat motif daun talas yang terlihat seperti mengakar dan menjalar mengelilingi kain. Bentuknya yang sederhana dengan tidak mengilangkan identitas dari motif rereng pada umumnya, dengan adanya motif daun taleus menegaskan bahwa tanaman talas merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah tatar Sunda. Secara filolsofi daun talas ialah pohon yang mempunyai banyak manfaatnya dan merupakan kebutuhan pangan di masyarakat Sunda, namun memiliki getah yang bilamana mengenai kulit akan terasa gatal, seperti halnya pribahasa Sunda “ngaliarkeun taleus Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 59 ateul” menyebarkan kejelekan orang lain. pada-motif-batik-priangan-k diakses pada 30 Desember 2019 pukul 1810 Pm. Sumber read/batik-ciamis Gambar 7 Motif Cupat Manggu Geometris Motif alam sekitar denga bentuk yang mengelilingi pusat, cupat manggu, motif geometeris bergambar buah manggis. Buah manggis banyak di jumpai di daerah Ciamis hingga kemudian para pengrajin batik mengangkatnya dalam kesenian batik dengan motif Cupat Manggu Geometris Gunawan dkk, 201555. Motif Goemetris adalah motif yang ornament-ornamentnnya merupakan susunan geometris. Ciri ragam hias geometris dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”. Golongan geometris ini pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu pertama, raportnya berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti bentuk-bentuk segiempat, segiempat panjang atau lingkaran. Kedua, raportnya tersusun dalam garis miring, sehingga raportnya berbentuk semacam belah ketupat Rasjoyo, 200816. Sedangkan manggu manggis merupakan buah yang dikenal sebagai lambang dari kejujuran. Maksud lambang kejujuran adalah buah manggis selalu memampilkan kebenaran, kesamaan antara apa yang ada dalam penampilan perkataan dengan isi kenyataan. Apabila ingin mengetahui isi buah manggis jumlahnya tinggal menghitung jumlah ruas yang terdapat pada buah manggis tersebut. hal ini yang dianggap manggu manggis sebagai lambang kebenaran. Sehingga para pengrajin batik di Ciamis mengangkat dan memasukan dalam motif pada batiknya. Ragam hias cupat manggu merupakan gabungan geometris dan flora. Buah manggu/manggis dengan ciri kode yang sudah dikenal masyarakat Sunda. Terdapat bentuk bagian menampang belakang buah manggis yang telah akrab dikenali, yang kemudian diabstraksi. Ciri-ciri hirarki yang dimiliki yaitu menak dan cacah/somah non bangsawan. Karakter penggambaran ragam hias/corak yang merupakan abstraksi penyederhanaan dari bentuk yang berasal dari alam, flora; disebabkan sebagaian besar masyarakat di Jawa Barat khususnya Ciamis adalah tergolong ke dalam masyarakat agraris petani, bercocok tanam, sehingga menonjolkan ragam hias/corak yang bertema agraris seperti buah manggis Sunarya, 201838. Sumber Gambar 8 Motif Parang Sontak Motif sederhana dan mendapat pengaruh dari pedalaman Yogyakarta. Pengaruh wilayah pedalaman yang berpadu dengan nilai-nilai budaya Sunda dan kehidupan sosial sehari-hari masyarakat Ciamis melahirkan ragam motif Batik Ciamisan yang sesuai dengan gaya dan selera masyarakat setempat, bersahaja tetapi elegant. Salah satu motif batik yang dibuat adalah Motif Parang Sontak. Motif Parang Sontak bergambar golok biasa digunakan masyarakat umum maupun hulubalang saat Kerajaan Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 60 Galuh masih berkuasa batik-ciamis-motif-parang-sontak/ diakses 03 Desember 2019 pukul 1708 Pm. Karena mendapat pengaruh dari Yogyakarta maka motif ini nama awalan Parang yang memiliki arti sama dengan rereng yaitu, menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Warna motif parang sontak lebih lembut serta terdiri dari dua warna cokleat dan putih. Sumber Gambar 9 Motif Rereng Eneng Batik Rereng Eneng mempunyai corak yang elegan dan motifnya seperti motif yang biasa dipakai oleh kaum menak namun lebih artistik dan sederhana. Batik motif seperti ini biasanya digunakan untuk bahan pembuatan baju atasan Gunawan dkk, 201552. Motif Rereng Eneng memiliki tampilan yang elegant. Menurut H. Pepep asal-usul penamaan Rereng Eneng karena dahulu istilah panggilan untuk gadis yang masih kecil anak-anak Ciamis atau Sunda suka panggil Eneng makanya istilah Eneng menjadi nama motif batik ini. H. Pepep. Wawancara, 30 Agustus 2019. Penamaan istilah Eneng terhadap kaum perempuan sampai sekarang pun masih ada. Corak rereng umumnya berwarna cerah bahkan cenderung ngedreng. Istilah rereng hampir sama maknanya dengan parang yaitu menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Istilah parang lazim dipakai oleh Jawa, sedangkan orang Sunda menyebutnya rereng diakses 28 Januari 2020 pukul 1749. Sumber Gambar 10 Motif Semen Rama Pola batik Semen Rama merupakan perpaduan motif yang terdiri dari pohon hayat, di samping kanan dan kiri sepasang motif-motif garuda, dibawah pohon hayat terdapat sepasang motif baito atau perahu,dan dibawahnya sepasang motif binatang darat. Di atas pohon hayat terdapat motif meru, disamping kanan dan kiri motif meru terdapat sepasang motif dampar dan motif baito. Secara keseluruhan motif pohon hayat dikelilingi motif meru, motif binatang darat, motif binatang air, motif binatang yang hidup di atas udara, motif baito, motif bangunan dan motif damparan, dan motif pusaka. Batik Semen Rama sebagai karya seni secara esensi merupakan ajaran yang ditunjukan dan diisyaratkan kepada raja atau pimpinan rakyat, yang disimbolkan dalam ornamen dampar sebagai lambang kekuasaan Susanto, 1980235. Batik Semen Rama sesuai merupakan simbol dari ajaran Asthabrata yang diungkapkan dengan lakon pewayangan kekawin Ramawijaya. Ajaran tersebut dituturkan oleh Ramawijaya ketika memberi wejangan terhadap Barata ketika dikukuhkan sebagai raja Hastinapura dan terhadap Wibisana ketika dikukuhkan sebagai raja Alengkadiraja, kemudian ajaran astabrata disimbolkan dalam pola batik yang terdiri dari 8 asta dan 1 sebagai subjek, brata watak, sifat. Astabrata dieja Hastabrata artinya Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 61 delapan watak atau sifat kepemimpinan, di dalam batik dilukiskan 9 motif utama. Motif dalam batik Semen Rama merupakan simbolis yang mempunyai makna ajaran tentang sikap yang ideal yang seharusnya seorang pemimpin Krisnawati, 2014 80. Dengan demikian makna filosofis dalam batik Semen Rama melambangkan sebuah ungkapan terhadap seorang pemimpin harus senantiasa mempunyai sifat serta sikap yang bijaksana dan adil terhadap rakyatnya. Hal tersebut disimbolkan dalam motif-motif yang terdapat pada batik Semen Rama. Batik Semen Rama sebenarnya bukan batik khas Ciamis melainkan batik yang berasal dari Jawa Tengah. Namun pada masa 1939-1980an batik Semen Rama dan batik Tambal diproduksi dan di pasarkan oleh Rukun Batik Ciamis. KESIMPULAN Motif ragam hias pada batik Ciamis pada dasarnya hampir sama dengan motif batik Jogyakarta yang membedakanya ialah warna soga. Motif dan coraknya sederhana namun tetap elegant. Motif dan corak pada batik Ciamis dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitar serta kebudayaan-kebudayaan yang berkaitan dengan Ciamis. Nilai filosofis pada batik Ciamisan menggambarkan jiwa masyarakat Ciamis yang ramah, tenang, dan tidak berjegolak. Hal ini dapat dilihat dari motif batiknya yang sederhana, simpel dan elegant. Adapun nilai filosofi ysng terkandung pada batik Ciamis yaitu, 1 Motif Lepan Kembang yang terinspirasi lingkungan sekitar Ciamis yang banyak tumbuh kembang bunga; 2 Motif Ciung Wanara terinspirasi dari kebesaran Ciuang Wanara Sang Manarah yang merupakan Raja Galuh yang memerintah di Karangkamulyan. Terdapat motif ayam jantan pada batik ini yang menjadikan ciri khas batik Ciung Wanara; 3 Motif Onom yang diambil dari legenda tentang Onom yang berkaitan dengan kerajaan Galuh ; 4 Motif Lepan Kukupu fauna indah hasil kreasi dan daya cipta yang diambil dari keasrian daerah Ciamis.; 5 Cupat Manggu Geometris berinpirasi dari buah manggis di sekitar daearah Ciamis; 6Rereng Eneng yang biasanya digunakan untuk membuata baju atasan; 7Parang Sontak mempunyai ciri khas pada motifnya berupa susunan parang; 8 motif Rereng Taleus, yang mencolok pada motif ini ialah motif lereng dan pohon talas. Secara filosofis tanaman talas taleus merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Disamping itu, getah talas bila terkena kulit akan terasa gatal, dalam pribahasa Sunda “ngaliarkeun taleus ateul” menyebarkan kejelekan orang lain; 9 Motif Tambal secara makna berarti menambal atau memperbaiki. Sementara dari segi filosofis dalam perjalanan hidup manusia harus senantiasa memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik.; 10 Semen Rama dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang berkembang dan makmur. Motif Semen Rama dan Motif Tambal pada dasarnya bukan motif asli khas Ciamis, namun karena Batik Ciamis dengan Batik Jawa Tengah sangatlah berkaitan khususnya Yogyakarta. Sebagaimana menurut H. Pepep para sesepuh dulu yang mendirikan usaha batik di Ciamis berasal dari Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Buku Andriati, Ira . 2004. Perahu Sunda Kajian Hiasan pada Perahu Nelayan di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Barat. Bandung Kiblat Buku Utama. Gupte, Rs. 1972. Iconography of the Hindus Budhis and Jains. Bombay Taravolevala Sous & Co Private Ltd. Hamid, Abd Rahman dan Muhammad Saleh Madjid. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta Ombak. Jurnal Artefak April 2020 [53-62] Halaman 62 Mahpudi. 2008. Pesona wisata kabupaten Tasikmalaya. Bandung Paramedia Komunikatama. Rasjoyo. 2008. Mengenal Batik Tradisional. Jakarta Azka Press. Supriono Primus. 2016. THE HERITAGE OG BATIK-Identitas Pemersatu Kebanggaan Penerbit ANDI OFFSET Sukardja Djadja. 2001. Intentarisasi Dan Dokumentasi Sumber Sejarah Galuh Ciamis. Susanto, Sewan. 1980, Seni KerajinanBatik Indonesia , BPBK,Yogyakarta. Syamsuri Heris & Abidin RE-DESAIN Canting Listrik Untuk Meningkatkan Produktivitas Pengrajin Batik Ciamisan. Dalam Jurnal Media Teknologi Agustus 2016 Kuntowijoyo, 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta Tiara Wacana. Jurnal Herlinawati, lina. 2012. Batik Ciamisan Di Imbanagara Kabupaten Ciamis. Dalam Jurnal Patanjala vol 4 no 3. Bandung balai pelestarian nilai budaya bandung. Krisnawati Maria, Kajian Tentang Simbol Batik Semen Rama Bagi Kehidupan Masyarakat Jawa. Dalam jurnal TEKNOBUGA Volume 1 – November 2014. Yan Yan Sunarya 2018 “ Adaptasi Unsur Estetik Sunda pada Wujud Ragam Hias Batik Sunda”. Dalam jurnal J. Vis. Art & Des. Vol. 10, No. 1, 2018, 27-51. Skripsi Heryana, heri. 2014. Dinamika Industri Batik Ciamisan Tahun 1939-2010 Di Desa Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Ciamis Universitas Galuh Ciamis Laporan Penelitian Gunawan Agus dkk. 2015. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Pada Industri Batik Ciamisan Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA Informatika Ciamisan. Di biayai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Galuh Tahun Anggaran 2015. Internet diakses 03 Desember 2019 pukul 2008 Pm. diakses 03 Desember 2019 pukul 1708 Pm. diakses 03 Desember 2019 pukul 1108 Am. diakses 03 Desember 2019 pukul 1708 Pm. diakses pada 30 Desember 2019 pukul 1810 Pm diakses 28 Januari 2020 pukul 1749 diakses 29 Januari 2020 pukul 1514 Sumber Lisan Oong. Wawancara, tanggal 5 November 2019 H. Pepep. Wawancara, tanggal 30 Agustus 2019 Nana. Wawancara, tanggal 27 November 2019 RE-DESAIN Canting Listrik Untuk Meningkatkan Produktivitas Pengrajin Batik CiamisanSyamsuri Heris & Abidin RE-DESAIN Canting Listrik Untuk Meningkatkan Produktivitas Pengrajin Batik Ciamisan. Dalam Jurnal Media Teknologi Agustus 2016
Jawaban cari di sini maaf kalau salah- ;-
Pada zaman penjajahan Belanda, batik dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni batik vorstenlanden dan batik pesisir. Yang disebut batik vorstenlanden adalah batik dari daerah Solo dan Yogyakarta, sedangkan batik pesisir adalah semua batik yang pembuatannya dikerjakan di luar daerah Solo dan Yogyakarta. Istilah batik "pesisir" muncul karena letaknya berada di daerah pesisir utara pulau jawa seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, Bakaran, dan lain sebagainya. Pola yang ada pada batik pesisir lebih bebas dan warnanya lebih beraneka ragam, dikarenakan pengaruh budaya luar yang begitu kuat. Tidak seperti batik keraton, batik pesisir lebih ditujukan sebagai barang dagangan. Di samping itu budaya luar pada batik pesisir sangat mempengaruhi bentuk ragam hias batik-nya terutama pada saat masuknya agama Islam pada abad 16. Ragam flora non figuratif menjadi alternatif dalam motif batik pesisir dikarenakan adanya larangan dikalangan ulama Islam dalam menggambar bentuk-bentuk figuratif. Dalam sejarah perkembangan batik pesisir mengalami kemajuan sekitar abad ke-19, hal yang menyebabkan kemajuannya adalah karena adanya kemunduran produksi tekstil dari India yang selama itu menjadi salah satu produsen kain terbesar yang dijual ke pulau jawa dan mengakibatkan banyak konsumen beralih ke kain batik. Puncak perkembangan batik pesisir adalah di masa pengusaha Indo-Belanda yang berperan pada usaha pembatikan. Batik tersebut dikenal dengan nama "Batik Belanda". Selain pengusaha dari belanda pengusaha Tionghoa juga ikut dalam usaha pengembangan batik pesisir. Batik pesisir memiliki ciri-ciri sebagai berikut - Ragam hias batik-nya bersifat natural dan mendapat pengaruh kebudayaan asing secara dominan. - Warna beraneka ragam Batik pesisir terbagi menjadi delapan model 1. Batik pesisir tradisional yang merah biru 2. Batik hasil pengembangan pengusaha keturunan, khususnya Tionghoa dan indo Eropa 3. Batik yang dipengaruhi kuat oleh Belanda 4. Batik yang mencerminkan kekuasaan kolonial 5. Batik hasil modifikasi pengusaha Tionghoayang ditujukan untuk kebutuhan kalangan Tionghoa 6. Kain panjang 7. Batik hasil pengembangan dari model batik merah biru 8. Kain adat
motif ragam hias batik pedalaman dan batik pesisir